Halaman

Rabu, 08 Januari 2014

Depresiasi

      Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan. Properti yang dapat didepresiasi harus memenuhi ketentuan berikut:
1. Harus digunakan dalam usaha atau dipertahankan untuk menghasilkan pendapatan.
2. Harus mempunyai umur manfaat tertentu, dan umurnya harus lebih lama dari setahun.
3. Merupakan sesuatu yang digunakan sampai habis, mengalami peluruhan/ kehancuran, usang, atau
mengalami pengurangan nilai dari nilai asalnya.
4. Bukan inventaris, persediaan atau stok penjualan, atau properti investasi.
Properti yang dapat didepresiasi dikelompokkan menjadi:
- nyata (tangible): dapat dilihat atau dipegang. Terdiri dari properti personal (personal property) seperti mesin-mesin, kendaraan, peralatan, furnitur dan item-item yang sejenis; dan properti riil (real property) seperti tanah dan segala sesuatu yang dikeluarkan dari atau tumbuh atau berdiri di atas tanah tersebut - tidak nyata (intangible). Properti personal seperti hak cipta, paten atau franchise.

- Definisi-Definisi
Basis, atau basis harga: biaya awal untuk mendapatkan aset (harga beli ditambah pajak), termasuk biaya transportasi dan biaya lain sampai aset tersebut dapat digunakan sesuai fungsinya. Basis (harga) yang disesuaikan: harga awal aset disesuaikan dengan kenaikan atau penurunan yang diperkenankan. Misal: biaya perbaikan aset dengan umur manfaat lebih dari setahun meningkatkan basis harga awal, dan kecelakanna atau kecurian menurunkan harga awal.

Nilai (harga) buku: nilai properti (aset) sesuai dengan laporan akuntansi, yang mewakili jumlah modal yang masih diinvestasikan pada aset tersebut. Sama dengan harga awal (termasuk segala penyesuaian) dikurangi dengan pengurangan karena depresiasi. Nilai buku suatu aset pada akhir tahun ke-k dirumuskan dengan:                        
Harga pasar: nilai yang dibayar seorang pembeli kepada penjual aset dimana masing-masing mendapatkan keuntungan dan bertindak tanpa paksaan.

 Periode perolehan kembali (recovery period): jumlah tahun dimana basis (harga) suatu aset diperoleh kembali melalui proses akuntansi. Disebut juga umur manfaat (klasik) atau kelas properti atau umur kelas.
Tingkat perolehan kembali: persentase untuk setiap tahun periode perolehan kembali, yang digunakan untuk menghitung pengurangan karena depresiasi tahunan.

Nilai sisa: perkiraan nilai aset pada akhir umur manfaatnya, merupakan harga jula suatu aset jika tidak lagi digunakan untuk proses produksi oleh pemiliknya.

Umur manfaat: perkiraan periode waktu pemakaian aset (properti) dalam kegiatan produktif atau untuk menghasilkan pendapatan.

Dibawah ini adalah sebuah contoh perhitungan Depresiasi dengan menggunakan 4 metode :
Sebuah perusahaan membeli sebuah mesin untuk digunakan dalam pabriknya. Berikut ini adalah data yang
berhubungan dengan mesin tersebut:
Harga Faktur           Rp 9.000.000,-
Biaya pengangkutan Rp 100.000,-
Biaya pemasangan   Rp 400.000,-
Taksiran nilai residu  Rp 500.000,-
Tanggal pembelian: 1/4/1997
Taksiran umur ekonomis: 5 tahun
Taksiran jam kerja mesin: 10.000 jam

a. Hitung biaya depresiasi tahun 1997 dan 1998 dengan metode jam kerja mesin jika tahun 1997 mesin beroperasi
1000 jam dan tahun dan tahun 1998 beroperasi 1250 jam, buat jurnalnya!
b. Buat tabel penyusutan dengan metode garis lurus!
c. Buat tabel penyusutan dengan metode jumlah angka tahun!
d. Buat tabel penyusutan dengan metode saldo menurun ganda!

JAWABAN
Harga Perolehan = Harga Faktur + Biaya-biaya sampai aktiva siap dipakai
= Rp 9.000.000,- + Rp 100.000,- + Rp 400.000,-
= Rp 9.500.000,-

a. Penyusutan per jam mesin = (Harga Perolehan - Nilai Residu) : Total jam
= (Rp 9.500.000,- - Rp 500.000,-) : 10.000
= Rp 9.000.000,- : 10.000
= Rp 900,-
Penyusutan tahun 1997 = Penyusutan per jam x Jam operasi tahun 1997
= Rp 900 x 1000
= Rp 900.000,-
Jurnal:
31/12 1997 Beban Penyusutan Mesin Rp 900.000,-
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 900.000,-
Penyusutan tahun 1998 = Penyusutan per jam x Jam operasi tahun 1998
= Rp 900 x 1250
= Rp 1.125.000,-
Jurnal:
31/12 1998 Beban Penyusutan Mesin Rp 1.125.000,-
Akumulasi Penyusutan Mesin Rp 1.125.000,-

b. Penyusutan Metode Garis Lurus
Penyusutan per tahun = (Harga Perolehan - Nilai Residu) : taksiran umur ekonomis
= (Rp 9.500.000 - Rp 500.000,-) : 5
= Rp 9.000.000,- :5
= Rp 1.800.000,-

Keterangan
* beban penyusutan tiap tahun adalah sama (untuk metode garis lurus)
* Untuk setiap metode berlaku:
@ Akumulasi Penyusutan adalah jumlah beban penyusutan dari awal periode
@ Nilai Buku = Harga Perolehan - Akumulasi Penyusutan

c. Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun
Jumlah Angka Tahun = 1+2+3+4+5 = 15
Dasar penyusutan = harga perolehan - nilai residu
= Rp 9.500.000,- - Rp 500.000,-
= Rp 9.000.000,-
Penyusutan tahun 1997 = 9/12 x 5/15 x Rp 9.000.000,- = Rp 2.250.000,-
Penyusutan tahun 1998 = 3/12 x 5/15 x Rp 9.000.000,- + 9/12 x 4/15 x Rp 9.000.000,- = Rp 2.550.000,-
Penyusutan tahun 1999 = 3/12 x 4/15 x Rp 9.000.000,- + 9/12 x 3/15 x Rp 9.000.000,- = Rp 1.950.000,-
Penyusutan tahun 2000 = 3/12 x 3/15 x Rp 9.000.000,- + 9/12 x 2/15 x Rp 9.000.000,- = Rp 1.350.000,-
Penyusutan tahun 2001 = 3/12 x 2/15 x Rp 9.000.000,- + 9/12 x 1/15 x Rp 9.000.000,- = Rp
750.000,-
Penyusutan tahun 2002 = 3/12 x 1/15 x Rp 9.000.000,- = Rp 150.000,-

Keterangan
* Tahun akuntansi dimulai 1 Januari sampai 31 Desember sedangkan tahun mesin dimulai 1/4 sampai 31/3
* Tahun mesin pertama mendapat bobot 5, tahun mesin kedua mendapat bobot 4, dst.
* Dalam satu tahun akuntansi terdapat 2 tahun mesin yang berbeda karena pembelian pada tanggal 1/4
* Jumlah angka tahun dapat pula dihitung dengan n(n+1)/2

d. Penyusutan Metode Saldo Menurun Ganda

Tarif penyusutan = 2 x (100%/n) = 2 x (100%/5) = 40%